Wednesday, February 23, 2022

Liputan Mujahadah Kubro Gelombang Terakhir

 


           

           Alhamdulillah wasyukrulillah dengan taufiq, hidayah Allah SWT dan syafaat, tarbiyah Beliau Rasulullah SAW serta barokah karomah nadroh Beliau Ghoutsu Hadzazzaman RA.

            SMAWA On Wall edisi kali ini menampilkan beberapa rubric yang dapat disajikan. Diantaranya yang membahas tentang Mujahadah Kubro Rajab 1443 H Virtual Ceremonial Gelombang Ke – 5

            Mujahadah Kubro merupakan acara yang dilaksanakan secara serentak oleh seluruh pengamal Sholawat Wahidiyah pada setiap bulan Muharom dan bulan Rajab. Acara ini sudah ada sejak masa kepemimpinan Mbah Kyai H. Abdul Madjid Ma’ruf Qs wa. Pada bulan Rajab 1443 H / bulan Februari tahun 2022 ini kembali diselenggarakan Mujahadah Kubro dalam rangka memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan Haul Mbah Kyai H. Abdul Madjid Ma’ruf Qs wa. Namun karena wilayah Kediri ditetapkan masuk dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3, Mujahadah Kubro kali ini diselenggarakan secara Virtual Ceremonial yang dimana para Pengamal Sholawat Wahidiyah dari Indonesia maupun dari luar negri tidak bisa mengikuti acara ini secara langsung di Ponpes Kedunglo Almunadhdhoroh, sehingga para Pengamal Sholawat Wahidiyah mengikuti acara Mujahaadah Kubro melalui Kedunglo Live Streaming.

            Acara Mujahadah Kubro Rajab 1443 ini berlangsung selama 4 hari, yakni Gelombang pertama mulai dari tanggal 17 Februari sampai gelombang ke – 5 pada tanggal 20 Februari 2022. Pada Gelombang ke – 5 ini merupakan Gelombang terakhir atau penutup acara Mujahadah Kubro yang disponsori oleh Bapak – bapak Wahidiyah. Acara dibuka oleh petugas yakni Bpk. Abdul Hafid, S.Pd. sekitar pukul 20.00 WIB kemudian dilanjutkan dengan rangkaian acara ke – 2 pembacaan ayat – ayat suci Al-Qur’an yang dikumandangkan oleeh Bpk. Ali Mahmud, dan acara ke – 3 yaitu Muqoddimah Sholawat Wahidiyah yang diimami oleh Bpk. Kasno serta acara ke – 4 pembaacaan kalimah toyyibah tahlil yang diimami oleh Bpk. Nur Kholis S.Pd. sebelum melanjutkan acara yang ke – 5 petugas protokol memimpin tasyafu’an dan istighoutsah untuk menghormat kerawuhan Beliau Hadrotul Mukarrom Kanjeng Kyai Abdul Madjid Qs wa kemudian setelah itu dilanjutkan lagi  acara ke – 5 Kuliah Wahidiyah yang disampaikan oleh Bpk Kyai Badrul Hamam M.M. hingga sampai pada puncak acara yaitu Fatwa Amat dan Do’a Restu Beliau Hadrotul Mukarrom Kanjeng Kyai Abdul Madjid Ali Fikri RA.

 

            Dalam Fatwa Beliau pada Gelombang ke – 5 ini, Beliau mengingatkan kembali kepada para pengamal Sholawat Wahidiyah bahwasannya ketika seseorang ingin menjalankan ibadah ini harus dijalankan dalam hati yang bersih, murni, ikhlas, tulus, Billah, Lillahita’ala. Namun sering kali kita masih terjebak dalam melakukan segala hal terutama dalam melakukan ibadah kepada Allah SWT. seperti Sholat, Mujaahadah, dan perbuatan lain yang berhubungan dengan Allah yang malah menjadikan kita terhijab oleh keto’atan – keto’atan kepada Allah. Secara lahiriyah terlihat sepertinya ta’at beribadah tetapi justru keto’atan – keto’atan itu menjadi pemberat dosa – dosa kita di yaumul hisab, dan lebih menakutkan lagi justru keto’atan itu menjadi penghalang bagi seorang hamba untuk wushul kepada Allah SWT. Alhamdulillah kita sebagai Pengamal Sholawat Wahidiyah oleh Mbah Yahi kita telah dikenalkan Beliau Rasulullah SAW wa Ghoutsi Hadzazzaman Ra melalui ajaran dan bimbingan Sholawat Wahidiyah. Beliau mbah Yahi memperjuangkan ummat manusia supaya ummat manusia khususnya para pengamal Sholawat Wahidiyaah ini bisa meerasakan iman ma’rifat, iman yang dimana kita betul – betul merasakan ketuhanan itu sendiri yang berada di dalam diri kita. Sungguh luar biasa perjuangan mbah Yahi untuk memprihatinkan dan memperjuangkan ummat masyarakat terutama kita para Pengamal Wahidiyah, namun apa yang kita ikut sertakan untuk perjuangan mbah Yahi Qs wa sedangkan kita tidak mempunyai apa – apa lagi. Tetapi demikian kita tidak boleh putus asa karena perhatian dan kasih sayang beliau mbah Yahi kepada kita sungguh luar biasa. Beliau Kanjeng Romo Mengibaratkan “ Hanya Memberi Tak Harap Kembali Bagai Sang Surya yang Menyinari Dunia”. Beliau tidak mengharapkan apa – apa dari kita, hanya kesungguh – sungguhan kita di dalam berjuang dalaam Perjuangan Wahidiyah, kesungguh – sungguhan kita di dalam mujahadah kita. Maka Beliau Kanjeng Kyai mengajak kita untuk kembali bangkit menjadi pejuang – pejung Wahidiyah seperti yang dihaarapkan oleh Beeliau mbah Yahi Qs wa. Kemudian Beliau Kanjeng Kyai mengajak para pengamal Sholawat Wahidiyah yang mengikuti Mujahadah Kubro Gelombang ke – 5 ini dimanapun berada untuk bermujahadah memohon kepada Allah supaya dihidupkan kembali hati kita yang gelap segelap suasana pada malam ini, yang keras sekeras batu, yang dingin sedingin es batu. Pada saat berdo’a Beliau mengajak para Pengamal Sholawat Wahidiyah supaya berdo’a sambil berdiri seperti tuntunan Beliau Kanjeng Romo Qs wa bahwa jika kita betul – betul memohon kepada Allah maka berdo’a dengan berdiri. Beliau Kanjeng Romo bahkan pernah mencontohkan pada saat Mujahadah Kubro. Dan yang terakhir setelah selesai bermujahadah beliau dawuh supaya kita yakin yang seyakin - yakinnya, yakin yang seyakin - yakinnya, yakin yang seyakin - yakinnya bahwasannya permohonan, dan panggilan tadi oleh Allah disampaikan kepada hati yang gelap gulita, terutama hati kita sendiri dan  meyakinni bahwa permohonan tadi benar – benar diterima dan di ridloi oleh Allah SWT wa Rosullihi SAW wa Ghoutsi Hadzazzaman Ra. Selanjutnya acara ditutup dengan nida’ empat penjuru yang dipimpin oleh petugas protokol.

 

            Demikian isi artikel tentang acara Mujahadah Kubro Rajab 1443 H Gelombang ke – 5. Semoga pandemi Covid – 19 ini segera berakhir dan semoga Allah selalu memberikan kesehatan serta keselamatan kepada ummat masyarakat terutama para pengamal Sholawat Wahidiyah.

 

 

           

No comments:

Post a Comment