Alhamdulillah
wasyukrulillah dengan taufiq, hidayah Allah SWT dan syafaat, tarbiyah Beliau
Rasulullah SAW serta barokah karomah nadroh Beliau Ghoutsu Hadzazzaman RA.
SMAWA
On Wall edisi kali ini menampilkan beberapa rubric yang dapat disajikan. Diantaranya
yang membahas tentang Mujahadah Kubro Rajab 1443 H Virtual Ceremonial Gelombang
Ke – 5
Mujahadah
Kubro merupakan acara yang dilaksanakan secara serentak oleh seluruh pengamal
Sholawat Wahidiyah pada setiap bulan Muharom dan bulan Rajab. Acara ini sudah
ada sejak masa kepemimpinan Mbah Kyai H. Abdul Madjid Ma’ruf Qs wa. Pada bulan
Rajab 1443 H / bulan Februari tahun 2022 ini kembali diselenggarakan Mujahadah
Kubro dalam rangka memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan Haul Mbah
Kyai H. Abdul Madjid Ma’ruf Qs wa. Namun karena wilayah Kediri ditetapkan masuk
dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3, Mujahadah Kubro kali
ini diselenggarakan secara Virtual Ceremonial yang dimana para Pengamal
Sholawat Wahidiyah dari Indonesia maupun dari luar negri tidak bisa mengikuti
acara ini secara langsung di Ponpes Kedunglo Almunadhdhoroh, sehingga para
Pengamal Sholawat Wahidiyah mengikuti acara Mujahaadah Kubro melalui Kedunglo
Live Streaming.
Acara
Mujahadah Kubro Rajab 1443 ini berlangsung selama 4 hari, yakni Gelombang
pertama mulai dari tanggal 17 Februari sampai gelombang ke – 5 pada tanggal 20
Februari 2022. Pada Gelombang ke – 5 ini merupakan Gelombang terakhir atau
penutup acara Mujahadah Kubro yang disponsori oleh Bapak – bapak Wahidiyah.
Acara dibuka oleh petugas yakni Bpk. Abdul Hafid, S.Pd. sekitar pukul 20.00 WIB
kemudian dilanjutkan dengan rangkaian acara ke – 2 pembacaan ayat – ayat suci
Al-Qur’an yang dikumandangkan oleeh Bpk. Ali Mahmud, dan acara ke – 3 yaitu
Muqoddimah Sholawat Wahidiyah yang diimami oleh Bpk. Kasno serta acara ke – 4
pembaacaan kalimah toyyibah tahlil yang diimami oleh Bpk. Nur Kholis S.Pd.
sebelum melanjutkan acara yang ke – 5 petugas protokol memimpin tasyafu’an dan
istighoutsah untuk menghormat kerawuhan Beliau Hadrotul Mukarrom Kanjeng Kyai
Abdul Madjid Qs wa kemudian setelah itu dilanjutkan lagi acara ke – 5 Kuliah Wahidiyah yang disampaikan
oleh Bpk Kyai Badrul Hamam M.M. hingga sampai pada puncak acara yaitu Fatwa
Amat dan Do’a Restu Beliau Hadrotul Mukarrom Kanjeng Kyai Abdul Madjid Ali
Fikri RA.
Dalam
Fatwa Beliau pada Gelombang ke – 5 ini, Beliau mengingatkan kembali kepada para
pengamal Sholawat Wahidiyah bahwasannya ketika seseorang ingin menjalankan
ibadah ini harus dijalankan dalam hati yang bersih, murni, ikhlas, tulus,
Billah, Lillahita’ala. Namun sering kali kita masih terjebak dalam melakukan
segala hal terutama dalam melakukan ibadah kepada Allah SWT. seperti Sholat,
Mujaahadah, dan perbuatan lain yang berhubungan dengan Allah yang malah menjadikan
kita terhijab oleh keto’atan – keto’atan kepada Allah. Secara lahiriyah
terlihat sepertinya ta’at beribadah tetapi justru keto’atan – keto’atan itu
menjadi pemberat dosa – dosa kita di yaumul hisab, dan lebih menakutkan lagi
justru keto’atan itu menjadi penghalang bagi seorang hamba untuk wushul kepada
Allah SWT. Alhamdulillah kita sebagai Pengamal Sholawat Wahidiyah oleh Mbah
Yahi kita telah dikenalkan Beliau Rasulullah SAW wa Ghoutsi Hadzazzaman Ra
melalui ajaran dan bimbingan Sholawat Wahidiyah. Beliau mbah Yahi
memperjuangkan ummat manusia supaya ummat manusia khususnya para pengamal
Sholawat Wahidiyaah ini bisa meerasakan iman ma’rifat, iman yang dimana kita
betul – betul merasakan ketuhanan itu sendiri yang berada di dalam diri kita. Sungguh
luar biasa perjuangan mbah Yahi untuk memprihatinkan dan memperjuangkan ummat
masyarakat terutama kita para Pengamal Wahidiyah, namun apa yang kita ikut
sertakan untuk perjuangan mbah Yahi Qs wa sedangkan kita tidak mempunyai apa –
apa lagi. Tetapi demikian kita tidak boleh putus asa karena perhatian dan kasih
sayang beliau mbah Yahi kepada kita sungguh luar biasa. Beliau Kanjeng Romo
Mengibaratkan “ Hanya Memberi Tak Harap Kembali Bagai Sang Surya yang Menyinari
Dunia”. Beliau tidak mengharapkan apa – apa dari kita, hanya kesungguh –
sungguhan kita di dalam berjuang dalaam Perjuangan Wahidiyah, kesungguh –
sungguhan kita di dalam mujahadah kita. Maka Beliau Kanjeng Kyai mengajak kita
untuk kembali bangkit menjadi pejuang – pejung Wahidiyah seperti yang dihaarapkan
oleh Beeliau mbah Yahi Qs wa. Kemudian Beliau Kanjeng Kyai mengajak para
pengamal Sholawat Wahidiyah yang mengikuti Mujahadah Kubro Gelombang ke – 5 ini
dimanapun berada untuk bermujahadah memohon kepada Allah supaya dihidupkan
kembali hati kita yang gelap segelap suasana pada malam ini, yang keras sekeras
batu, yang dingin sedingin es batu. Pada saat berdo’a Beliau mengajak para
Pengamal Sholawat Wahidiyah supaya berdo’a sambil berdiri seperti tuntunan
Beliau Kanjeng Romo Qs wa bahwa jika kita betul – betul memohon kepada Allah
maka berdo’a dengan berdiri. Beliau Kanjeng Romo bahkan pernah mencontohkan
pada saat Mujahadah Kubro. Dan yang terakhir setelah selesai bermujahadah
beliau dawuh supaya kita yakin yang seyakin - yakinnya, yakin yang seyakin -
yakinnya, yakin yang seyakin - yakinnya bahwasannya permohonan, dan panggilan
tadi oleh Allah disampaikan kepada hati yang gelap gulita, terutama hati kita
sendiri dan meyakinni bahwa permohonan
tadi benar – benar diterima dan di ridloi oleh Allah SWT wa Rosullihi SAW wa
Ghoutsi Hadzazzaman Ra. Selanjutnya acara ditutup dengan nida’ empat penjuru
yang dipimpin oleh petugas protokol.
Demikian
isi artikel tentang acara Mujahadah Kubro Rajab 1443 H Gelombang ke – 5. Semoga
pandemi Covid – 19 ini segera berakhir dan semoga Allah selalu memberikan
kesehatan serta keselamatan kepada ummat masyarakat terutama para pengamal
Sholawat Wahidiyah.
No comments:
Post a Comment