Sunday, February 20, 2022

Liputan Mujahadah Kubro Gelombang Pertama

  


 

 

 

Alhamdulillah wa syukurillah, segala puji bagi Allah SWT dan syafa’at beliau Rosulullah SAW serta barokah nadhroh beliau Ghoutsu hadaz zaman RA.

          Smawa On Wall edisi kali ini menampilkan beberapa rubric yang dapat disajikan diantaranya yang membahas tentang Mujahadah Kubro Ceremonial Virtual Gelombang Pertama.

              Pada (17/02/22) telah berlangsung Mujahadah Kubro Ceremonial Virtual Gelombang Pertama dalam memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan Haul Mbah K.H Abdul Madjid Ma’roef QS wa RA yang di sponsori oleh Khodimul Wahidiyah dan bertempat di PonPes Kedunglo Al – Munadhoroh.

            Acara ini hanya dihadiri oleh sebagian santri tanpa adanya para pengamal dan tamu undangan dengan tetap mematuh protokol kesehatan. Bagi para pengamal Wahidiyah yang ingin mengikuti mujahadah kubro bisa menyaksikan via 'Kedunglo Live Streaming'. Acara diawali dengan tasyafu’an dan istighoutsah dipandu oleh Bapak Hendrik Wibowo selaku protokol pada sekitar pukul 20.00 WIB.

            Acara di lanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat suci Al - Qur’an, yang di kumandangkan oleh Bapak

 

 

 

Abdul Aziz. Selanjutnya, acara ketiga adalah muqodimah sholawat wahidiyah yang di imami oleh Bapak Mawardi. Disambung acara keempat yaitu pembacaan kalimah toyyibah tahlil yang diimami oleh Ibu Binti Nafi’atul Ma’rifah, M.Pd.I. Sebelum memasuki acara selanjutnya, saudara protokol memimpin tasyafuan dan istighoutsah untuk menyongsong kerawuhan Beliau Hadrotul Mukarrom Kanjeng Kyai Abdul Majid Ali Fikri RA.

( Beliau Kanjeng Kyai rawuh ke arena mujahadah kubro )

           Dilanjutkan acara kelima yaitu kuliah Wahidiyah yang di sampaikan oleh Bapak Muhammad Syifaul Umam, M.H.I. Di dalam penyampaian kuliah wahidiyahnya, beliau mengajak audiens untuk mengenal siapa Mbah Yahi? apa yang di perjuangkan Mbah Yahi? dan pada kesimpulan yang beliau jelaskan berisi bahwa Mbah Yahi mengajarkan kita untuk membuang keraguan kepada Allah SWT supaya amalan kita di terima oleh Allah SWT. Serta senantiasa memperjuangkan amalan kita dengan ikhlas dan tanpa ria.

             “Karena Mujahadah Kubro pada hari ini dalam rangka peringatan isra’ mi’raj sekaligus Haul Mbah Yahi, jadi alangkah baiknya dan yang paling tepat menurut saya kita mengenalkan Mbah Yahi. Jadi sebagai tanda atau menandai peringatan Haul Mbah Yahi QS wa RA. Sehingga di harapkan Khodimul Wahidiyah itu kenal siapa sebenarnya Mbah Yahi kemudian apa yang di perjuangkan oleh Mbah Yahi.” kata Pak Syifaul singkat dalam wawancaranya ketika ditanyai mengenai alasan beliau mengapa beliau mengajak audiens untuk mengenal sosok Mbah Yahi.( Bapak Syifaul Umam menyampaikan kuliah wahidiyah )

            Setelah penyampaian kuliah wahidiyah, di lanjutkan dengan Fatwa dan Amanat Hadrotul Mukarrom Kanjeng Kyai Abdul Madjid Ali Fikri QS wa Ra. Di dalam Fatwa dan Amanat beliau mendawuhkan jika seseorang yang baru mengamalkan wahidiyah oleh beliau Mbah Yahi Madjid di bimbing dan di tuntun untuk melaksanakan mujahadah 40 hari, dimana mujahadah 40 hari ini di laksanakan bagi seseorang yang baru mengamalkan wahidiyah dengan aurod  atau bilangan yang sesuai dengan lembaran sholawat wahidiyah selama 40 hari berturut-turut tidak terputus, bila terpaksa terputus maka di tuntun untuk mengulang lagi 40 hari hingga terlaksana berurutan tanpa terputus.

           Bila seseorang selesai melaksanakan mujahadah 40 hari, selanjutnya beliau Mbah Yahi menuntunkan di dalam mengamalkan sholawat wahidiyah yakni melaksanakan mujahadah yaumiyah. Mujahadah yaumiyah yakni mujahadah yang di laksanakan setiap hari yang di lakukan oleh keluarga di rumah masing-masing atau dimana saja berada. Adapun waktunya ini terserah sesuai waktu yang di miliki, bisa setelah magrib maupun setelah isya’ dan setiap malam menjelang subuh,pagi atau bahakan siang hari, tetapi Mujahadah Yaumiyah ini di laksanakan satu hari sekali.

       Setelah Mujahadah Yaumiyah, Mbah Yahi menuntunkan pengamal Wahidiyah untuk melaksanakan mujahadah usbuiyah. Dimana mujahadah usbuiyah ini adalah pengamalan sholawat wahidiyah oleh pengamal wahidiyah seminggu sekali dalam lingkup satu Desa/RT, maka para pengamal wahidiyah setiap seminggu sekali berkumpul untuk melaksanakan mujahadah usbuiyah. Setelah mujahadah usbuiyah, Mbah Yahi menuntunkan untuk melaksanakan mujahadah syahriah. Mujahadah syahriah dilaksanakan sebulan sekali dalam lingkup satu kecamatan, maka pengamal wahidiyah dalam lingkup kecamatan berkumpul di suatu tempat yang di sepakati untuk melaksanakan mujahadah syahriah.

          Setelah mujahadah syahriah, di lanjutkan dengan mujahadah rubu’usanah atau triwulan. Dimana mujahadah rubu’usanah ini salah satu rangkaian sholawat Wahidiyah oleh pengamal Wahidiyah yang di laksanakan 3 bulan sekali dalam lingkup satu kota/kabupaten. Maka pengalaman Wahidiyah dalam lingkup satu kota/kabupaten ini setiap 3 bulan sekali berkumpul  untubersama-sama bermujahadah mengamalkan sholawat wahidiyah.

          Selanjutnya setelah mujahadah rubu’usanah, Mbah Yahi menuntunkan para pengamal wahidiyah untuk melaksanakan Mujahadah Nisfu's anah. Dimana Mujahadah Nisyfu’sanah ini adalah  pengamalan Sholawat Wahidiyah bagi para pengamal Wahidiyah setahun 2 kali dalam lingkup satu provinsi. Maka  para pengamal Wahidiyah yang berada dalam satu provinsi setahun 2 kali atau secara Ceremonial biasanya setahun sekali ini melaksanakan Mujahadah nisfusannah di daerah-daerah yang di sepakati dan dalan satu provinsi tertentu.

         Maka para hadirin hadirot, puncak dari pengamalan sholawatul wahidiyah tadi dimulai dari mujahadah penyongsongan atau mujahadah 40 harian, kemudian mujahadah yaumiyah, kemudian mujahadah usbuiyah, kemudian mujahadah syahriah, kemudian  mujahadah rubu’usanah, kemudian mujahadah nisfusannah dan yang terakhir adalah mujahadah kubro.

( Beliau Kanjeng Kyai mengajak audien untuk bermujahadah )

          Sebagai penutup, beliau mendawuhkan jika para pengamal betul - betul  berusaha menjadi pengamal wahidiyah yang sesuai dengan apa yang di tuntunkan oleh beliau Mbah Yahi, muallif sholawatul wahidiyah maka kita harus berusaha sekuat tenaga untuk melaksanakan tuntunan - tuntunan dalam mengamalkan sholawat wahidiyah. Jangan sampai mata rantai pengamalan sholawat wahidiyah ini kita terputus atau terlewatkan. Selanjutnya acara di tutup dengan nida’ 4 penjuru oleh saudara protokol.

           Demikian  isi artikel tentang kegiatan  mujahadah kubro gelombang pertama. Semoga pandemi Covid-19 segera berakhir dan semoga di beri kesehatan bagi para pengamal Wahidiyah dimana pun berada. Apabila ada kesalahan dalam penulisan kata, kami mohon maaf yang sebesar - besarnya.

 

           

No comments:

Post a Comment