Jakarta - US Army terpaksa mematikan sementara situs
resminya pada hari Senin (8/6/2015) lalu akibat peretasan yang dilakukan
oleh hacker pendukung Suriah. Situs Army.mil adalah situs resmi
Angkatan Darat-nya Amerika Serikat, yang digunakan untuk mempublikasikan
berita dan informasi lain.
Syrian Electronic Army mengklaim bertanggung jawab atas peretasan terhadap situs tersebut. Mereka men-deface situs tersebut dan memunculkan tulisan yang mengkritisi andil militer AS di kawasan Timur Tengah.
"Komandan
Anda mengaku bahwa mereka melatih orang-orang yang telah mengirim Anda
untuk mati di medan pertempuran," tulis si hacker, seperti dilansir Cnet, Selasa (9/6/2015).
Lalu kemudian situs army.mil tak bisa diakses, dengan pesan bertuliskan 'network error'.
Pihak US Army kemudian mengakui bahwa mereka sengaja mematikan situs
tersebut untuk sementara, agar tak ada data penting yang tercuri.
"Hari
ini sebuah elemen dari service provider milik Army.mil telah
terkompromi," tulis Brigjen Malcolm B. Frost dalam pernyataannya.
"Setelah
kami menyadari ini, kami segera mengambil langkah preventif yang
diperlukan untuk memastikan bahwa tak ada data-data milik Army yang
tercuri, yaitu dengan dengan mematikannya secara sementara," lanjut Fros
dalam pernyataannya itu.
Ini adalah insiden peretasan terhadap
situs US Army yang kedua dalam jangka waktu kurang dari enam bulan. Pada
bulan Januari lalu, akun Twitter dan YouTube milik US Military Central
Command juga diretas, dan diganti foto profilnya oleh grup pendukung
ISIS.
Dalam cakupan lebih luas, Pemerintah Amerika Serikat belakangan ini menjadi bulan-bulanan dari serangan cyber
yang diduga berasal dari Timur Tengah. Bahkan dalam serangan terakhir
yang mereka terima, informasi sekitar 4 juta pegawai federal AS
dikabarkan tercuri.
Syrian Electronic Army adalah sebuah grup
hacker pendukung rezim Suriah yang dipimpin oleh presiden Bashar al
Assad. Mereka mengaku telah melakukan serangan cyber terhadap sejumlah
situs berita dan perusahaan.
No comments:
Post a Comment