Rabu
pagi, tanggal 8 april 2015 pisowanan “Mohon do’a restu” kelas IX dan kelas XII
SMP SMA Wahidiyah telah berlangsung. Tepat pukul 04:30 semua siswi telah berbaris
rapi di depan ndalem dengan memakai seragam nasional. Sambil menunggu acara
dimulai, mereka terus menyongsong dengan membaca nida’ di dalam hati. Tak lama
kemudian acara dimulai dengan membaca tasyafu’an dilanjutkan Fatwa singkat dan
mujahadah yang langsung di imami oleh Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo KH. Abdul
Latief Madjid RA. Usai mujahadah, acara langsung dilanjutkan dangan pasungkeman
tepat pukul 05:30. Yang di awali oleh kelas IX kemudian kelas XII dan diakhiri
oleh para dewan guru serta perangkat baik SMP maupun SMA. Suara isak tangis
terus terdengar menemani pasungkeman.
Belajar
harus diimbangi dengan mujahadah begitu juga sebaliknya, karena apa? Karena
dari zaman Mbah Yahi untuk menuju ujian mencetak wali yang intelek dan
intelektual yang wali ALLAH, beliau Setiap waktu dari lahir maupun batiniyahnya
terus mujahadah ladunni dan mujahadah kecerdasan dengan dibarengi belajar
kelompok. Dengan begitu lahir batin siap beperang menuju Ujian Nasional, ujar
bapak Mu’alim, pramu pondok sekaligus kesiswaan SMP ini.
Sebelum
pisowanan dilaksanakan, siswa siswi telah menyongsong dengan mujahadah serempak
fafirru 5000. Usaha belajar dan mujahadah terus ditingkatkan demi meraih nilai
sempurna dan kelulusan lahir maupun batin kita semua sangat bahagia karena
sudah mendapat do’a restu sang Guru Rohani. Namun kita juga sedih waktu kita
untuk kita bersama-sama dan tinggal di Kedunglo takkan lama lagi tungkas Dani
(bantur), siswa kelas XII .
Pesan
dari Alvin, salah satu siwa dari Kepanjen, “untuk teman – teman, apabila
mengerjakan soal jangan lupa lillah billah dan tawajjuh pada RASULULLAH serta
GHOTSU hadazzaman RA”.
No comments:
Post a Comment