Thursday, October 16, 2014

PERSAHABATAN RAKSASA
28 Juni 2014 pukul 16:15
“maaf tuan putri, anda mendapat perintah untuh menghadap sang Raja..”
“iya, ku penuhi panggilannya. Pergilah..”
“baik tuan Putri”

Kemudian, Putri Akeela menuju ruang sang Raja.
“Ayah memanggilku? ada apa?”
“haii my Little Princess..”
“Ayaaah.. aku bukan Akeela kecil lagi, aku sudah besar ayah.”
“apakah Ayah salah? Bagiku kau tetap Little Princess-ku yang segala-galanya bagiku termasuk kebahagiaanmu. Sudah 3hari kau mengurung diri dikamar, kenapa? Aku lebih suka melihatmu ceria dan bermain bersama teman-temnmu.”
“em, iya Ayah, aku sedang malas saja keluar.”
“hei.hei.hei. ! apa katamu? Malas? Anak Ayah tidak boleh ada kata malas! Sekarang Ayah minta untuk mengambilkan buah Berry di Hutan, dan Ayah tidak akan membiarkanmu sendiri. Ayah akan mencarikanmu teman untuk menemanimu kesana”.
“baik ayah.”

Putri Akeela mendapat tugas dari sang Raja untuk mengambil buah Berry di hutan, dan ia langsung kesana bersama teman-temannya. Sebenarnya tujuan sang Raja memberi tugas ini agar Putri Akeela tidak mengurung diri dikamar terus menerus.
“hahha...”
“Putri tunggu.. kau berlari sangat kencang..”
“Ayoo kejar akuuu.”
Mereka berlarian, hingga tak terasa mereka telah masuk hutan terlalu jauh.
“ini dia buah Berrynya. Setelah ini kita bisa kembali ke istana”.

 Setelah mengambil buah Berry secukupnya, mereka mencari jalan pulang. Dan langkah Putri Akeela terhenti didepan Goa. Dan ketika Putri Akeela melangkahkan kaki kesana..
“tunggu! Kita tidak boleh kesana. Karena itu tempat raksasa tinggal.”
“hahaha.. raksasa? Mana mungkin. Yang terlihat diujung sana hanyalah pemandangan yang indah. ”
Teman-temannya tidak dapat mencegah Putri Akeela untuk tidak masuk kesana, karena itu adalah hutan ilusi (ghaib). Yang Putri Akeela lihat itu hanyalah hayalannya saja, bahkan matahari pun tidak bisa menembusnya. Semua teman-temannya kebingungan dan kemudian pasrah mengikuti Putri Akeela.
“tempat apa ini? Kok gelap begini. Tadi bukankah hutan yang hijau dengan pemandangan yang indah? Kenapa jadi begini?”
Putri Akeela terus memandangi satu persatu benda disekitarnya. Tampak aneh semua dimatanya.
“kan saya sudah mengatakan, bahwa ini hutan ilusi tempat raksasa tinggal. Putri tidak mau mendengarkanku. Sulit bagi kita untuk keluar dari sini.”
“jangan menakut-nakuti aku! Kita pasti bisa keluar.”
Karena dari istana hingga masuk Goa adalah perjalanan yang jauh, Putri Akeela merasa lelah, dan akhirnya tertidur dibawah pohon. Sedang dua temannya tidur disebelah Putri Akeela untuk menjaganya.
Saat membuka mata hanya ada manusia-manusia besar yang mengerikan.
“huahahahaha.. hari ini, kita bisa makan daging manusia”
Putri Akeela terlihat sangat ketakutan,
“Bagaimana ini temanku?”
“entahlah putri, kita harus bisa keluar dari rumah raksas ini”.
Tiba-tiba Raksasa jahat itu memanggil budaknya dan meminta untuk menjaga tawanan selama mereka pergi mencari bahan untuk nanti memasak Putri Akeela dan kawan-kawan. Raksasa ini baik, tak seperti majikannya itu, dia merasa kasihan dengan Putri Akeela dan teman-temannya. Raksasa nekat untuk melepaskan ikatan mereka dan membiarkan Putri Akeela bersembunyi dirumah Raksasa baik itu.

 Dirumah Raksasa, Putri Akeela dan teman-temannya disambut dengan baik oleh anaknya yang bernama Hidimba.
“hu..hu.. aku ingin pulang..aku ingin bertemu Ayah.. aku rindu istanaku”
“Sabar Putri, kau tak bisa keluar dari hutan ilusi ini begitu saja, karena nanti kau bisa saja ditangkap oleh majikan orangtuaku sekaligus Raja kami. Untuk pergi dari sini, kita harus membuat strategi. Dan sementara waktu tetap tinggallah disini”
Selain teman-temannya, Hidimba juga berusaha menenangkan Putri Akeela. Dan tak terasa 1minggu Putri Akeela didalam hutan ilusi itu, Putri Akeela ditunjukkan banyak hal oleh Hidimba tentang dunia Raksasa, Putri Akeela sangat senang, selama 7 hari dihutan Putri Akeela tidak merasa ketakutan ataupun sedih karena Hidimba jauh berbeda dengan Raksasa-raksasa yang Putri Akeela bayangkan yang memiliki watak selalu jahat. Dalam bahagia Putri Akeela, Raja Raksasa memang sedang mencari Putri Akeela dan teman-temannya, dia marah besar saat mengetahui tawanannya lepas, bahkan ancaman mati untuk orangtua Hidimba, Putri Akeela merasa bersalah. Putri Akeela tidak mau meninggalkan hutan, dan mengatakan kepada dua temannya untuk menjalankan strategi yang telah disusun selama 7 hari untuk keluar dari hutan ini sendiri.
“tidak bisa begitu Putri, bagaimana dengan Ayahmu? Jikalau kau tetap tinggal disini?”
“tapi aku tidak bisa meninggalkan Hidimba dan keluarganya.. aku merasa sangat bersalah. Aku berhutang budi pada mereka.”
“pergilah Putri, aku, Ayah, Ibu tidak keberatan jika kau pergi.”
Sahut Hidimba tiba-tiba.
“Tapi, pershabatan kita?”
“kita berbeda Putri, aku Raksasa, sedangkan kau adalah manusia.”
“apakah ada aturan dalam bersahabat?”
“jangan bersikeras kau putri. Alam kita dan alam Hidimba berbeda. Bagimana kalian bisa bersatu.”
Dua teman Putri mempertegas.
“benar apa kata dua temanmu Putri. Sudah, pergilah.. kembalilah ke istanamu. Kita memang tidak akan pernah bersatu, dan tidak akan bertemu lagi setelah kejadian ini, tapi sahabat tetaplah sahabat selamanyaa..”
Putri Akeela menangis haru, dan kemudian pergi bersama kedua temannya untuk kembali keistana.
“Hidimba.. kau akan tetap menjadi sahabatku. Iya, Sahabatku, S E L A M A N Y A.” (memeluk barang pemberian Hidimba)
~ The End ~


No comments:

Post a Comment