Alhamdulillah
wasyukrulillah dengan taufiq hidayah Allah SWT dan syafaat Beliau Rasulullah
SAW serta barokah karomah nadhroh Beliau Ghoutsu Hadzazzaman RA.
SMAWA on Wall edisi kali
ini menampilkan beberapa rubric yang dapat disajikan diantaranya yang membahas
tentang Pembukaan Pengajian Kitab Al-Hikam Ahad pagi.
Pada hari Minggu tanggal
29 Mei 2022 M atau bertepatan pada tanggal 28 Syawal 1443 H. Telah dilaksanakan
acara pembukaan pengajian kitab Al Hikam ahad pagi yang bertempat di ponpes
Kedunglo Almunadhdhoroh. Acara ini dihadiri oleh seluruh santri ponpes Kedunglo
dan para pengamal Sholawat Wahidiyah dari daerah masing – masing. Seperti
biasa, acara dimulai dengan jamaah shalat Dhuha dan mujahadah dengan bilangaan
717 terlebih dahulu tepat pada pukul 09.00 WIB. Kemudian seusai ninda’ empat
pnjuru petugas memimpin tasyafu’an dan istighoutsah kepangkuan Beliau
Rasulullah SAW wa Ghoutsu Hadzazzaman RA untuk menyambut kerawuhan Beliau
Knjeng Kyai Abdul Madjid Ali Fikri RA. Dan setelah Beliau Knjeng Kyai rawuh,
Beliau langsung memimpin mujahadah dengan bilangaan 717 baru kemudian petugas
membacakan kitab Al Hikam dan Beliau menjelaskan makna dari isi kitab Al Hikam
pada bab yang dibacakan oleh petugas tadi
Pada pengajian kitab Al Hikam pagi tadi Beliau
memfatwakan tentang Manisnya sebuah mahabbah, yakni senangnya hati karna diberi
kesempatan untuk bisa bermusyahadah melihat indahnya sesuatu yang dicintai
tadi. Maka Allah ini senantiasa memberi kesempatan untuk para kekasihnya supaya
bisa merasakan manisnya mahabbah, Allah
memberi kesempatan kepada para kekasihnya dengan diberi kebahagiaan di
dalam hatinya karena kekasihnya ini tadi bisa bermusyahadah atau melihat
indahnya yang dikasihi dan dicintai yakni Allah sendiri. Maka dengan demikian
para kekasih Allah ini tadi bersama - sama berbondong – bondong untuk sowan
menghadap kehadirat Allah SWT untuk merasakan mahabbah, dan bermunajad kepada
Allah. Ini terdiri dari rasa bahagia yang amat bahagia tadi, sehingga jika para
kekasih Allah ini tadi sowan kehadirat Allah ia merasakan kebahagiaan yang
tiada henti kerena ia bisa melihat bahkan merasakan keindahan yang dicintainya,
dan pada saat yang bersamaan ia juga
merasa hina dan sangat membutuhkan Allah. Namun apabila ia hanya merasakan rasa
senang atau bahagia yang sangat – sangat bahagia dan tidak merasakan bahwa ia
hina dimata yang dicintainya (Allah SWT) serta ia sangat membutuhkan
pertolongan – pertolongan Allah itu tandanya ia belum diberikan mahabbah oleh
Allah. sebab tanda orang yang telah diberikan mahabbah oleh Allah ialah orang
yang dapat merasakan keduanya saat bertemu dengan yang dikasihi dan
dicintainya. Ini contohnya seperti jika kita para orang awwam atau manusia
biasa saat bertemu dengan Auliya’illah atau kekasih Allah tiba – tiba hati kita
berdebar begitu kencang dan merasakan getaran – getaran yang tanpa diketahui
apa penyebabnya, hingga terkadang kita menangis dan bahkan pingsan saat bertemu
dengan beliau para kekasih Allah. Inilah para auliya’ nya Allah ketika ia
diberikan haibah atau kewibawaan yang jika orang awam melihatnya ini akan
merasa kecil, dan takut seakan melihat macan, sehingga orang awam tadi akan
mudah untuk mendapatkan bimbingan – bimbingan dari auliya’ tadi. dan orang yang
telah diberikan keluhuran oleh Allah ini tadi sama sekali tidak memiliki
kecondongan kepada selain Allah. Maka dari itu para pengamal Sholawat Wahidiyah
diajak oleh Beliau untuk selalu semangat dalam memperjuangkan Sholawat
Wahidiyah apapun keadaannya, karna Allah itu sesungguhnya selalu bersama kita,
dekat dengan kita bahkan lebih dekat dari urat nadi kita. Kemudian setelah
menjelaskan makna kitab Al Hikam tadi, Beliau mempersilahkan petugas dari pusat
untuk menyampaikan beberapa informasi terkait perjuangan Wahidiyah.
Selanjutnya petugas dari
pusat mempersilahkan sambutan dari perwakilan peserta pengajian Kitab Al HIkam
Ahad Pagi yang disampaikan oleh Bpk H. Boni Nugroho. Sebelum acara ditutup
Beliau menyampaikan bahwa seluruh acara – acara Wahidiyah ini sudah dimulai
kembali dan Beliau juga menghimbau bahwa sementara ini acara – acara
keWahidiyahan masih tetap dilaksanakan secara semonial virtual, walaupun pada
saat ini pemerintah sudah memberi kelonggaran seperti membolehkan untuk tidak memakai
masker saat ditempat – tempat umum atau tempat terbuka. Tetapi kita sebagai
pengamal Sholawat Wahidiyaah ini memiliki tanggung jawab moral, kita harus
menjalankan transisi kesehatan ini dengan yang sebaik – baiknya dan tidak lupa
untuk senantiasa Lillah Billah Lirrasul Birrasul dan Lilghouts Bilghouts.
Kemudian Beliau memimpin mujahadah dengan bilangan 717 dan acara ditutup dengan
nida’ empat penjuru. Setelah acara selesai, semua peserta tidak langsung bubar
melainkan mengantri pisowanan kepangkuan Beliau Kanjeng Kyai Ra. Karena pada
pembukaan pengajian kitab Al Hikam Ahaad Pagi ini dibuka pisowanan untuk para
pengamal daerah dan para santri ponpes Kedunglo Almunadhdhoroh.
Demikian isi artikel
edisi kali ini semoga para ummat masyarakat jamii’al ‘alamin khususnya para
pengamal Sholawat Wahidiyah dimanapun berada selalu mendapatkan syafaat,
tarbiyah, dan barokah nadhroh serta jangkungan do’a restu dari Beliau
Rasulullah SAW wa Ghoutsi Hadzazzaman RA. Amiin, Alfaatihah…
No comments:
Post a Comment